Direktur Buana Herman Lesmana mengatakan perusahaan masih menetapkan porsi sewa pembiayaan (sewa guna usaha/leasing) menjadi tumpuan terbesar lini usaha perusahaan, disamping pembiayaan konsumen dan anjak piutang. "Besarannya akan sama-sama tumbuh, tetapi porsinya masih akan sama seperti tahun lalu," ujarnya kepada pers.
Pada tahun lalu, perusahaan membukukan porsi sewa pembiayaan sebesar 68% dari total pembiayaan baru sebesar Rp. 1,37 triliun. Pembiayaan konsumen memiliki porsi sebesar 31% dan anjak piutang sebesar 1% dari total pembiayaan tersebut.
Perseroan, tuturnya, juga baru mengantongi pinjaman baru dari Standard Cahrtered Bank Plc cabang Indonesia senilai US$30 juta pada awal bulan ini. Pinjaman itu, lanjutnya, akan digunakan untuk penyaluran pembiayaan baru perseroan. Tahun ini perusahaan menargetkan pembiayaan baru Rp. 2 triliun.
Direktur Buana Finance Antony Muljanto mengatakan dari kebutuhan dana itu perusahaan masih memiliki pinjaman bank yang belum ditarik sekitar Rp. 500 miliar--550 miliar, Rp. 600 miliar dari pinjaman baru dari bank yang sudah menjadi penyalur utang perusahaan, dan sisanya dari modal ekuitas.
"Saat ini modal ekuitas kami lebih dari Rp900 miliar, jadi kalau kekurangan dana bisa ditarik dari dana itu."
Harga saham perseroan yang berkode BBLD ditutup menguat sebesar Rp. 5 atau sebesar 1,14% ke level Rp. 445 sore ini. Harga itu membentuk kapitalisasi pasarnya sebesar R. p639,07 miliar dan rasio harga saham terhadap laba bersihnya sebesar 8,95 kali.
PROFIL BUANA FINANCE,TBK
0 komentar:
Posting Komentar