[Lzoonie] :
FIF Terbitkan obligasi dalam denominasi dolar
Untuk investor dari Jepang (private shogun bond)
PT Federal Internasional Finance (FIF) telah menerbitkan obligasi dalam denominasi dolar untuk investor dari Jepang (private shogun bond) senilai US$60 juta dengan imbal hasil 7,9% sampai 9,25%.
Direktur Keuangan FIF David Iskandar mengatakan penerbitan obligasi tersebut dilakukan pada 11 Maret lalu. Obligasi ini memiliki 3 seri dengan nilai masing US$ 20 juta dengan tenor 1 tahun, 2 tahun dan 3 tahun.
“Kami berharap bahwa penerbitan Shogun Bond bisa menjadi funding sources baru bagi FIF dengan Cost of fund yang kompetitif,” ujarnya dalam siaran pers.
Head Division Finance, Treasury dan Funding FIF Tjap Tet Fa mengatakan obligasi ini memiliki imbal hasil (yield) antara 7,9% hingga 9,25% per tahun.
“Semua obligasi telah diserap semua oleh Sumitomo Mitsui Banking Corporation sebagai arranger sekaligus buyer karena ini adalah private shogun bond,” jelasnya.
Fiscal agent dalam obligasi ini adalah Sumitomo Mitsui Banking Corporation Tokyo sedangkan PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia bertindak sebagai SWAP Counterparty.
Tjap menambahkan obligasi ini akan digunakan untuk membiayai mengenjar target pembiayaan tahun ini menjadi Rp20 triliun. “kami tidak akan gunakan untuk pelunasan obligasi dan pinjaman perbankan [refinancing]. Untuk pelunasan itu akan kami gunakan dari cash collection,” kata dia
David mengatakan kesuksesan penerbitan shogun bond ini diharapkan membuka jalan untuk kembali menerbitkan kembali obligasi serupa bagi investor Jepang dikemudian hari dalam rangka mendukung kebutuhan pembiayaan yang semakin meningkat.
BANK MUAMALAT Gandeng AL IJARAH, Kucurkan Rp.500 Miliar Untuk Ritel Konsumer.
PT Bank Muamalat Tbk mengucurkan dana Rp500 miliar bagi pembiayaan ritel konsumer melalui PT Al Ijarah Indonesia Finance yang disahkan melalui penandatanganan naskah kerja sama antarkeduanya.
Direktur Utama Bank Muamalat Arviyan Arifin mengatakan kerja sama itu akan melengkapi spektrum layanan Bank Muamalat di pembiayaan ritel konsumer, selain iru resiko pembiayaan juga akan lebih terdiversifikasi.
"Bank Muamalat akan memperluas bisnis pembiayaan konsumer, kerja sama ini difokuskan bagi pembiayaan kendaraan bermotor yang digencarkan Al Ijarah sejak 2010," ujarnya di sela penandatanganan naskah kerja sama pembiayaan ritel syariah itu di Jakarta.
Dalam kerja sama ini, Bank Muamalat akan berkontribusi 95% dari plafond yang disediakan dalam fasilitas pembiayaan Al Ijarah, sedangkan sisa kebutuhan dana yang 5% akan ditanggung oleh Al Ijarah. Selain itu Al Ijarah juga akan bertindak sebagai pelaksana dalam program ini.
Arviyan menjelaskan pembiayaan akan disalurkan melalui pembiayaan dengan prisip jual beli di mana pemberi dan penerima pembiayaan telah menetapkan harga beli (akad murabahah) dengan jangka waktu mencapai 5 tahun untuk mobil baru dan hingga 4 tahun untuk mobil bekas serta sepeda motor. Sebab itu nasabah dapt menghindari risiko fluktuasi suku bunga selama periode pembiayaan.
Direktur Utama Al Ijarah Herbudhi S Tomo menjelaskan dana pembiayaan tersebut akan dibagi rata dalam dua periode dan dua sektor. Berdasarkan periode, Rp250 miliar akan disalurkan dalam enam bulan pertama dan sisanya disalurkan dalam semester berikutnya. Sementara berdasarkan sektor Rp250 miliar dialokasikan bagi pembiayaan mobil baru dan bekas, sedangkan Rp250 miliar lainnya dialokasikan bagi pembiayaan motor baru dan bekas.
"Al Ijarah saat ini memang mulai membidik sektor ritel yang baru dimulai pada Oktober 2010, sebab bank lebih suka membiayai ritel dari pada korporat. Jadi kami berencana menurunkan porsi pembiayaan menjadi 20% untuk korporat dan 80% untuk ritel. Saat ini pembiayaan sekitar 70% ritel dan 30% korporat," jelasnya.
0 komentar:
Posting Komentar