[Lzoonie] PT Federal International Finance (FIF), perusahaan pembiayaan motor dan barang elektronik, berencana meningkatkan emisi obligasi yang akan diterbitkan April mendatang menjadi Rp3 triliun.
Direktur Keuangan FIF David Iskandar mengatakan ada kemungkinan nilai emisi obligasi akan ditingkatkan menjadi Rp3 triliun untuk mendukung pendanaan guna ekspansi pembiayaan yang ditargetkan menembus Rp20 triliun pada tahun ini.
“Nilai obligasi kami start dari Rp2 triliun namun melihat situasinya bisa ditingkatkan hingga maksimal Rp3 triliun,” ujarnya di Jakarta.
Anak usaha dari PT Astra International Tbk ini telah menunjuk enam underwiter dalam penerbitan obligasi ini, yakni PT NISP Sekuritas, PT Mandiri Sekuritas, PT Danareksa Sekuritas, PT Indopremier Securities, PT Kresna Graha Sekurindo Tbk dan PT HSBC Securities Indonesia.
Menurut Head Division Finance, Treasury dan Funding FIF Tjap Tet Fa, ada tiga seri obligasi yang dikeluarkan, yakni seri A dengan tenor 370 hari, seri B dengan tenor 24 bulan dan seri C dengan tenor 36 bulan.
Saat ini, kata David, emisi obligasi ini masih dalam proses perizinan di Bapepam-LK. Dia mengharapkan izin tersebut bisa segera diraih sehingga public ekspose bisa dilakukan 30 Maret mendatang. “Minggu depan baru kami ke publik.”
David menjelaskan emisi obligasi ini diperlukan untuk mendukung ekspansi pembiayaan dengan target Rp20 triliun pada tahun ini. Sebagian besar dari target itu akan diperuntukan bagi pembiayaan 1,5 juta unit motor baru atau sekitar Rp18 triliun dengan rerata plafon Rp12 juta
Sedangkan sisanya, menurut dia akan diraih dari pembiayaan motor bekas dengan target 500 ribu unit atau sekitar Rp2,5 triliun dengan rerata plafon sebesar Rp5 juta.
Untuk pendanaan, menurut David, sepertiga diantaranya akan dipenuhi dari cash collection perseroan. “Sepertiga lagi dari joint financing dengan perbankan dan sisanya dari obligasi dan pinjaman perbankan."
Tjap menjelaskan hingga saat ini ada sekitar tujuh bank yang telah bekerjasama dengan FIF dalam joint financing kredit motor, a.l PT Bank Permata Tbk, PT Bank Mega Tbk, PT Bank Commonwealth, PT Bank CIMB Niaga Tbk. “Selain itu juga ada Permata Syariah, Mega Syariah, CIMB Niaga Syariah.”
Menurut dia, perseroan belum memiliki rencana untuk menambah mitra dalam joint financing ini. “Joint financing sementara cukup memadai, yang kami cari pinjaman [bank] saja,” jelasnya.
Pinjaman bank itu memang dibutuhkan karena emisi obligasi tidak bisa menutupi sisa sepertiga dari kebutuhan perseroan yang mencapai Rp6,66 triliun. Dalam waktu dekat, lanjut Tjap, FIF akan menerima pinjaman dari bank asing yang berlokasi di Jepang. “Pinjaman luar negeri itu senilai US$150 hingga US$200 juta dari Jepang.”
Selain pinjaman tersebut, lanjut dia, perseroan juga akan mencari kredit dari perbankan nasional maupun luar negeri. Dia menjelaskan selama ini ada beberapa bank dalam negeri yang telah memberikan pinjaman, a.l PT Bank Mandiri Tbk, PT Bank Pan Indonesia Tbk, PT Bank Central Asia Tbk dan PT Bank CIMB Niaga Tbk.
Sementara itu, lanjutnya, bank asing menyalurkan kredit kepada perseroan dengan cara sindikasi. Bank asing tersebut a.l HSBC Ltd, Sumitomo Mitsui Banking Corporation, Bank of Tokyo Mitsubishi, Standard Chartered Bank dan Chinatrust Commercial Bank.
0 komentar:
Posting Komentar