[Lzoonie] :Kegiatan operasional di PT. Adira Finance hari ini berlangsung normal setelah kebakaran yang terjadi pada 9 Agustus 2011 kemarin di gedung Graha Adira, Jalan Menteng Raya Jakarta Pusat.
Pasca Kebakaran, 600 Karyawan Direlokasi
Hal ini disampaikan Direktur Keuangan Adira Finance Dewa Made Susila. "Ada 600 orang di Gedung Graha Adira itu, tetapi saat ini sudah di relokasikan ke Adira Training center di jalan Johar Jakarta, di Adira Finance jalan KH. Agus Salim dan dicabang-cabang lainnya dan berlangsung normal," ujarnya kepada wartawan di Kantor Adira Training Center, Jakarta Pusat, Rabu (10/08/2011).pemiliknya itu PT.Cipta Pola Sarana. Jadi kita belum bisa memprediksikan," tambahnya.
Lebih lanjut Dewa Made menambahkan besarnya kerugian akibat kebakaran ini sulit diprediksikan karena gedung tersebut merupakan gedung yang disewa dari PT. Cipta Pola Sarana. "Karena kantor ini bukan milik kita, kita hanya menyewa.
Pihak Adira belum bisa memastikan penyebab kebakaran yang terjadi semalam. Karena sampai saat ini masih dalam penyelidikan. "Belum bisa memastikan penyebabnya apa. Karena sampai saat ini masih dalam penyelidikan isntansi yang terkait," pungkasnya.
Seperti pemberitaan sebelumnya, Kebakaran yang melanda gedung Adira di Jl. Menteng Raya, Jakarta Pusat memakan korban delapan orang. Beruntung ke delapan orang itu selamat. Saksi mata menyebutkan, asap mulai keluar dan terlihat di gedung itu sebelum azan magrib.
Lebih lanjut Dewa Made menambahkan besarnya kerugian akibat kebakaran ini sulit diprediksikan karena gedung tersebut merupakan gedung yang disewa dari PT. Cipta Pola Sarana. "Karena kantor ini bukan milik kita, kita hanya menyewa.
Pihak Adira belum bisa memastikan penyebab kebakaran yang terjadi semalam. Karena sampai saat ini masih dalam penyelidikan. "Belum bisa memastikan penyebabnya apa. Karena sampai saat ini masih dalam penyelidikan isntansi yang terkait," pungkasnya.
Seperti pemberitaan sebelumnya, Kebakaran yang melanda gedung Adira di Jl. Menteng Raya, Jakarta Pusat memakan korban delapan orang. Beruntung ke delapan orang itu selamat. Saksi mata menyebutkan, asap mulai keluar dan terlihat di gedung itu sebelum azan magrib.
Source : http://megapolitan.kompas.com/read/2011/08/10/19503110/Pasca.Kebakaran.600.Karyawan.Direlokasi
Penyelidikan Terus DilakukanPenyelidikan mengenai penyebab kebakaran di Gedung Adira, Jalan Menteng Raya, Jakarta Pusat, pada Selasa malam lalu, masih terus dilakukan. Penyebab kebakaran untuk sementara masih hubungan pendek arus listrik.
"Tetapi kami belum mengetahui penyebab pastinya," kata Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Paimin Napitupulu, usai melapor ke Gubernur DKI Jakarta, di Balaikota Jakarta, Rabu (10/8/2011).
Salah satu indikasi yang harus diselidiki adalah kenapa letak lift saat kebakaran ada di atas. "Gedung itu bagus dan mempunyai fasilitas pemadam kebakaran yang baik. Seharusnya dalam kondisi kebakaran, lift itu turun otomatis ke dasar," kata Paimin.
Menurut Paimin, Gedung Adira tidak termasuk dalam daftar gedung yang rawan bencana kebakaran. Saat kebakaran terjadi, yang ada hanya asap. Sedangkan api tidak ada.
"Ini yang menyebabkan springkle tidak mengeluarkan air, karena dia tidak mendeteksi panas api. Walau tidak ada api, lantai 5 gosong semua," ujar Paimin.
Kebakaran akibat korsleting listrik kembali terjadi di Jakarta. Kali ini terjadi di Gedung Graha Adira di Jalan Menteng Raya, Jakarta Pusat, Selasa (9/8) sekitar pukul 17.30. Empat orang terjebak di gedung, tetapi dapat diselamatkan. Sebaliknya, PT PLN masih abai terhadap korsleting listrik, penyebab utama kebakaran di Jakarta.
Salah seorang karyawan Adira, Paskalia, mengaku, dari keempat karyawan yang terjebak itu, dua di antaranya adalah kawannya. Mereka adalah Kuncoro Warsito yang menjabat sebagai manager recovery asset management serta Landung yang menjabat sebagai supervisor teknologi informasi (IT). Keduanya terjebak di lantai 7, dari 13 lantai di gedung itu.
Kebakaran, menurut Paskalia, baru diketahui setelah muncul asap dari dalam gedung. Alarm peringatan bahaya kebakaran
saat itu juga ikut berbunyi. ”Listrik mati dan kami langsung lari ke bawah,” ujar karyawan yang bertugas di lantai 7 itu.
Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Paimin Napitupulu mengatakan, sedikitnya ada delapan orang yang dievakuasi. Selain itu, juga ada dua petugas pemadam yang lemas karena menghirup banyak asap.
”Sebagian korban lemas karena menghirup banyak asap. Mereka segera dilarikan ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan pertolongan medis. Kami masih mengecek lantai 10,” ujar Paimin, sekitar pukul 19.30.
Dia mengatakan, api diduga berasal dari korsleting listrik di gabungan kabel di lantai 5. ”Asap diduga berasal dari bungkus kabel dan langsung menyebar, terutama di lantai 3, 5, dan 9,” ujar Paimin.
Pemadam kebakaran mengerahkan dua mobil tangga untuk mencapai lantai yang tinggi.
Serampangan
Sementara PT Perusahaan Listrik Negara masih bersikap membiarkan warga yang menggunakan satu alat meter listrik untuk disambungkan ke beberapa rumah. Padahal, sebagian besar penyebab kebakaran di Jakarta adalah korsleting akibat penyambungan listrik yang serampangan dari satu alat meter listrik.
Di Kampung Baru, Pluit, Jakarta Utara, dapat dijumpai satu alat meter listrik digunakan untuk menyuplai 23.000 watt ke 100 rumah. Hanya, kini, jumlah penggunanya berkurang menjadi 60 rumah karena pada Februari lalu kampung itu terbakar akibat korsleting listrik.
Bahkan, di kawasan Jembatan Lima, Jakarta Barat, terpasang setidaknya tiga alat meter listrik di pinggir jalan. Ketiganya digunakan menyuplai listrik bagi pedagang kaki lima yang berdagang malam hari.
Menurut Camat Tambora Isnawa Adji, penertiban jaringan listrik ilegal untuk pedagang kaki lima, seperti di Jalan Jembatan Lima dan Jalan KH Moh Mansyur, sering dilakukan. Kabel-kabel yang menjuntai dari rumah ke jalan dicabut dan colokan listrik yang diletakkan di pohon-pohon dicabut. Akan tetapi, tetap saja ada yang membandel dan menyalurkan listrik secara ilegal dari meteran rumah warga.
Guna mengantisipasi kebakaran yang disebabkan hubungan pendek arus listrik di permukiman padat, razia listrik sudah sering dilakukan.
”Pihak PLN melakukan pemeriksaan dari meteran di rumah warga ke gardu. Untuk memeriksa jaringan listrik di dalam rumah warga, bisa dilakukan oleh AKLI (Asosiasi Kontraktor Listrik dan Mekanikal Indonesia) serta Konsuil (Komite Nasional Keselamatan untuk Instalasi Listrik),” ujar Isnawa.
Supervisor Penertiban Pemakaian Tenaga Listrik (P2TL) Area Pelayanan Bandengan Iwan K mengatakan, setiap hari ada petugas yang melaksanakan penertiban jaringan listrik di sebagian wilayah Jakarta Utara dan Jakarta Barat. Hanya, memang, kampung ataupun area PKL yang telah diberikan alat meter listrik untuk penggunaan bersama itu cukup diawasi saja.
”Kami pun tidak tahu siapa yang memasang alat meter listrik itu. Namun, karena alat meter
itu tercatat di dokumen kami, kami pantau penggunaannya,” katanya.
Manajer Distribusi PT PLN Distribusi Jakarta Raya-Tangerang Paranai Suhasfan mengatakan, memang bisa dimungkinkan alat meter listrik itu dipasang untuk memenuhi kebutuhan beberapa rumah, seperti asrama tentara. ”Itu memang bisa saja dipasang untuk beberapa rumah, sesuai kebutuhan,” katanya.
Namun, sebaliknya, Manajer Komunikasi PT PLN Bambang Dwiyanto mengatakan, sesuai dengan aturan yang berlaku, satu alat meter listrik itu hanya dapat dipasang untuk satu rumah. ”Listrik itu tidak boleh dibagi ke beberapa rumah sebab itu akan berbahaya sekali karena kabel yang digunakan bisa tidak memenuhi standar,” katanya.
PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk menjamin bahwa dokumen penting kontrak kerja sama dan Bukti Pemilikan Kendaraan Bermotor (BPKB) milik nasabah terlindung dari peristiwa kebakaran yang menimpa gedung utama Graha Adira di kawasan Menteng Jakarta Pusat pada Selasa malam.
I Dewa Made Susila, Direktur Keuangan Adira, mengatakan pihaknya menempatkan dokumen-dokumen penting terkait dengan nasabah dan mitra kerja tidak di gedung utama.
Perseroan menyimpan basis data di kantor cabang dengan back up di kantor cabang lainnya, sistem teknologi-informasi dan dokumen kontrak kerja sama di kantor yang berada di kawasan Agus Salim, dan BPKB di kustodian di kawasan Alam Sutera.
Perseroan menyimpan basis data di kantor cabang dengan back up di kantor cabang lainnya, sistem teknologi-informasi dan dokumen kontrak kerja sama di kantor yang berada di kawasan Agus Salim, dan BPKB di kustodian di kawasan Alam Sutera.
“Terkait peristiwa kebakaran di gedung utama Graha Adira, kami sampaikan bahwa seluruh data penting aman. Kegiatan operasional, terutama aktivitas dengan nasabah dan mitra kerja tidak terganggu,” ujarnya dalam konferensi pers siang ini.
Sampai dengan berita ini ditulis, perseroan masih menunggu laporan mengenai kegiatan penyebab kebakaran dari kepolisian dan dinas terkait.
Menurut Made, peristiwa kebakaran tersebut hanya menyebabkan gangguan operasional kecil. Utuk sementara pihaknya merelokasi karyawan ke gedung-gedung lain milik perseroan dan grup perusahaan.
“Terus terang kami sulit menghitung kerugian, yang jelas tidak terlalu besar karena gedung bukan milik kami tapi milik PT Mitra Cipta Polasarana dan sudah diasuransikan. Kerugiannya hanya gangguan operasional kecil,” katanya.
Sampai dengan berita ini ditulis, perseroan masih menunggu laporan mengenai kegiatan penyebab kebakaran dari kepolisian dan dinas terkait.
Menurut Made, peristiwa kebakaran tersebut hanya menyebabkan gangguan operasional kecil. Utuk sementara pihaknya merelokasi karyawan ke gedung-gedung lain milik perseroan dan grup perusahaan.
“Terus terang kami sulit menghitung kerugian, yang jelas tidak terlalu besar karena gedung bukan milik kami tapi milik PT Mitra Cipta Polasarana dan sudah diasuransikan. Kerugiannya hanya gangguan operasional kecil,” katanya.
0 komentar:
Posting Komentar