[Lzoonie] :Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) PT Trust Finance Indonesia Tbk menyetujui perseroan untuk menambah plafon utang total sebesar Rp.65 miliar kepada dua perbankan nasional.
Muhammad Nashir, Direktur Utama Trust Finance mengatakan pihaknya akan meningkatkan plafon fasilitas pinjaman kepada perbankan dengan jaminan berupa aset perusahaan untuk mendorong penyaluran pembiayaan pada sisa tahun berjalan.
Dia melanjutkan saat ini pihaknya sedang menjajaki fasilitas pinjaman baru dari PT Bank Central Asia (BCA) Tbk senilai Rp.25 miliar. Selain itu, perseroan juga akan meningkatkan fasilitas pinjaman dari PT Bank Syariah Mandiri sebesar Rp.40 miliar dari Rp.60 miliar menjadi Rp.100 miliar.
“Kepastian untuk pendanaan itu menunggu persetujuan RUPS hari ini. Karena RUPS mengizinkan, maka kami akan segera merealisasikannya. Saya harap realisasi pencairan dana bisa secepatnya. Mudah-mudahan bulan ini [September],” katanya usai RUPSLB, Senin, 05 September 2011.
Nashir berharap setelah mendapatkan pinjaman dari BCA, pihaknya dapat membidik fasilitas pinjaman senilai Rp.15 miliar – Rp.20 miliar dari anak usaha perseroan yaitu PT BCA Syariah.
“Biasanya jika induknya sudah memberikan fasilitas pinjaman, anak usahanya pun akan ikut serta. Tapi itu [pinjaman dari BCA Syariah] nanti setelah kami deal dengan BCA,” ujarnya.
Dia mengatakan nilai aset yang diagunkan oleh perseroan rata-rata sebesar 70% dari nilai fasilitas pinjaman. Saat ini, lanjutnya, nilai keseluruhan aset perusahaan mencapai hampir Rp.300 miliar, naik dari Rp.261,95 miliar per akhir 2010.
Nashir menuturkan realisasi pendanaan dari perbankan sepanjang Januari – Agustus 2011 telah mencapai 98% dari total target tahun ini sebesar Rp.350 miliar. Dana tersebut seluruhnya disalurkan untuk memenuhi pembiayaan pada periode yang sama.
“Meskipun hampir melampaui target, tetapi kami perlu menambah dana untuk bisa salurkan pembiayaan kembali. Bulan ini kemungkinan agak lambat karena pemulihan sehabis Lebaran. Tetapi tinggi lagi pada Oktober, November, dan Desember,” ujarnya.
Nashir berharap perseroan dapat meningkatkan laba bersih menjadi Rp20 miliar pada tahun ini, naik dari Rp.18,54 miliar pada tahun lalu.
Menurut dia, pembiayaan yang dilakukan oleh perseroan sampai dengan saat ini didominasi oleh sektor alat berat yang mencapai 60% - 75% dari keseluruhan pembiayaan. Sementara itu sebanyak 25% sisanya berupa pembiayaan pembelian mobil bekas. Dia mengatakan akan mempertahankan prosentase tersebut paling tidak sampai 2014.
Jika dibandingkan dengan sektor lain seperti untuk proyek infrastruktur jalan raya dan perkebunan, lanjutnnya, maka sektor pertambangan, terutama batu bara, yang paling mendominasi.
“Saya cenderung menyalurkan pembiayaan untuk kendaraan komersial untuk menjaga rasio kredit bermasalah [NPL] di bawah level 1%,” ujarnya.
0 komentar:
Posting Komentar