DEBT COLLECTOR (Dibenci - Dihujat - Dibutuhkan - Disayang)

[Lzoonie] : Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) memanggil tiga manajemen perusahaan pembiayaan yang terbawa kasus perampasan mobil oleh debt collector.

Kepala Biro Penjaminan dan Pembiayaan Bapepam-LK Ihsanudin mengatakan pihaknya memanggil manajemen ketiga perusahaan bersamaan dengan pertemuan dengan Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI).

Ketiga perusahaan tersebut yaitu :

1. PT Sinar Mitra Sepadan Finance (SMS Finance),
2. PT Buana Finance Tbk, dan
3. Astra Credit Company (ACC).

“SMS Finance dan Buana Finance datang, tetapi ACC tidak datang karena direksinya tidak berada di tempat,” ujar Ihsanudin kepada Bisnis di Gedung Bapepam-LK.Ketiga perusahaan itu diklaim terkait dengan debt collector yang dituduh merampas mobil seorang mahasiswa beberapa waktu lalu.Perampasan terkait dengan aksi penyitaan oleh SMS Finance karena sudah menunggak tiga bulan dalam pembiayaan sebuah mobil bekas senilai Rp130 juta.

Ihsanudin mengatakan dari dua direksi Buana Finance dan SMS Finance yang hadir tersebut didapatkan keterangan bahwa penyitaan dan penggunaan jasa debt collector sudah sesuai dengan prosedur operasional standar (standard operational procedure/SOP) masing-masing perusahaan.

Menurut dia, pemanggilan dan pertemuan dengan asosiasi tersebut menghasilkan beberapa imbauan.

Beberapa di antaranya adalah langkah penunjukan debt collector haruslah menjadi solusi terakhir dari perusahaan pembiayaan dan pengawasan yang ketat agar tidak adanya aksi pidana dalam setiap penagihan atau penyitaan.

“Penyitaan dari pihak manajemen perusahaan, debt collector baik yang

berstatus karyawan perusahaan atau outsource [pegawai kontrak/sewaan], harus menghindari pidana dan norma di masyarakat yang berlaku. Norma itu bahkan ada di dalam surat edaran APPI,” imbuhnya. Surat edaran yang dia maksud berisi imbauan dari APPI kepada anggotanya dalam memilih debt collector yang jasanya akan dimanfaatkan untuk menagih utang.

Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) menghimbau anggotanya, melalui sebuah surat edaran, untuk mencermati penggunaan jasa penagih utang atau debt collector agar tidak melampaui batas.

Ketua Umum APPI Wiwie Kurnia mengatakan surat edaran yang mulai didistribusikan hari ini berisikan himbauan agar pelaku industri multifinance mulai memilah-milah jasa debt collector. Poinnya :

1. Perusahaan harus memperhatikan agar debt collector tidak melanggar tindak pidana dan norma yang berlaku.
2. Perjanjian yang mengatur tanggung jawab masing-masing debt collector dan perusahaan harus jelas.

Dia menilai saat ini hubungan antara perusahaan pembiayaan dan penagih utang sedang disorot karena dikaitkan dengan adanya kasus debt collector perbankan yang dituduh menyiksa konsumen hingga meninggal dunia.Namun, tutur Wiwie, perbedaan yang paling mencolok di antara bisnis perbankan dan perusahaan pembiayaan adalah perusahaan pembiayaan memiliki aset yang ditahan sebagai jaminan dan bisa ditagih kepada konsumen.

Di tempat terpisah, Kepala Biro Pembiayaan dan Penjaminan Bapepam-LK M. Ihsanudin mengatakan surat edaran APPI merupakan hasil dari pembicaraan dia dengan asosiasi agar diperhatikan oleh seluruh pelaku industri.

BAD ILLUSTRATION :

Posted in: ARTIKEL,COLLECTIBILITY,MULTIFINANCE,MY VIDEO